Selasa, 10 Januari 2012

konsepsi ilmu budaya dasar dalam konsep kesusastraan



PENDEKATAN KESUSASTRAAN
Sastra merupakan kata serapan dari bahasa Sanskerta śāstra, yang berarti "teks yang mengandung instruksi" atau "pedoman", dari kata dasar śās- yang berarti "instruksi" atau "ajaran". Dalam bahasa Indonesia kata ini biasa digunakan untuk merujuk kepada "kesusastraan" atau sebuah jenis tulisan yang memiliki arti atau keindahan tertentu.

Yang agak bias adalah pemakaian istilah sastra dan sastrawi. Segmentasi sastra lebih mengacu sesuai defenisinya sebagai sekedar teks. Sedang sastrawi lebih mengarah pada sastra yang kental nuansa puitis atau abstraknya. Istilah sastrawan adalah salah satu contohnya, diartikan sebagai orang yang menggeluti sastrawi, bukan sastra.

Selain itu dalam arti kesusastraan, sastra bisa dibagi menjadi sastra tertulis atau sastra lisan (sastra oral). Di sini sastra tidak banyak berhubungan dengan tulisan, tetapi dengan bahasa yang dijadikan wahana untuk mengekspresikan pengalaman atau pemikiran tertentu.



  • Ilmu Budaya Dasar Yang DIhubungkan Dengan Prosa
    • Dalam bahasa Indonesia Istilah Prosa sering di terjemahkan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi.
    • Dalam kesusastraan Indonesia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru.
      A. Prosa Lama meliputi :
      1. Dongeng-dongeng.
      2. Hikayat.
      3. Sejarah.
      4. Epos.
      5. Cerita Pelipur Lara.
B. Prosa Baru meliputi :
      1. Cerita Pendek.
      2. Roman/Novel..
      3. Biografi.
      4. Kisah.
      5. Otobiografi.
  • Nilai-Nilai Dalam Prosa Fiksi
    • Nilai-nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra antara lain:
      1. Prosa fiksi memberikan kesenangan.
        • Keistimewaan yang diperoleh dari membaca fiksi adalah pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalaminya sendiri peristiwa itu atau kejadian yang dikisahkan.
      2. Prosa fiksi memberikan informasi.
        • Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat didalam ensiklopedia.
      3. Prosa fiksi memberikan warisan kultural.
        • Prosa fiksi dapat menstimulasikan imaginasi dan merupakan sarana bagi pemindahan yang tak henti-hentinya dari warisan budaya bangsa.
      4. Prosa memberikan keseimbangan wawasan.
        • Lewat prosa fiksi, seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan pengalaman-pengalaman dengan banyak individu.
    • Karya Sastra yang menyuarakan gejolak jamannya, biasanya idak mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu, akan tetapi untuk merenung.
    • Karya Sastra yang menyuarakan aspirasi jamannya mengajak pembaca untuk mengikuti apa yang di kehendaki jamannya, kebanyakan karya sastra Indonesia di jaman Jepang yang dikelompokkan kedalam kelompok ini.
  • Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Puisi
    • Puisi adalah ekspresi pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam dan Tuhan melalui media bahasa yang artistic/estetik yang secara padu dan utuh dipadatkan kata-katanya.
    • Kepuitisan, keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan :
    • Menurut Selo Sumarjan Kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
      1. Figura bahasa seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb sehingga puisi menjadi segar, hidup, menarik dan member kejelasan gambaran angan.
      2. Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
      3. Kata-kata yang berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
      4. Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu.
      5. Pengulangan yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hhal yang dilukiskan, sehingga lebih menggugah hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar