Minggu, 31 Maret 2013

Kesehatan Mental



Manusia merupakan kesatuan jiwa dan raga. Akal merupakan aset manusia yang sangat berharga yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Manusia merupakan makhluk individual, makhluk sosial sekaligus makhluk berkeTuhanan. Pembinaan mental bagi seseorang memang diperlukan dengan tujuan agar orang tersebut bermental baik (bermoral, jujur, terpercaya, bertanggung jawab dan disiplin) dalam melaksanakan pekerjaan maupun kegiatan sehari-hari dalam lingkungan.

Konsep Sehat Berdasarkan Dimensi-Dimensi

·        Dimensi Emosi
Goleman menyebutkan emosional merupakan hasil peleburan dari rasa takut, gelisah, senang, sedih , dan marah.
·        Dimensi Intelektual
Memecahkan suatu permasalahan yang ada dengan pikiran yang tenang, yang dapa memecahkan masalah tersebut dengan efektif.
·        Dimensi Sosial
Seseorang dapat melakukan perannya dalam lingkup yang lebih besar dan dapat berinteraksi dengan baik.
·        Dimensi Fisik
Suatu kondisi tubuh yang diharuskan dengan kondisi tubuh sehat.
·        Dimensi Spiritual
Spiritual merupakan kehidupan kerohanian. Dengan menyerahkan diri dengan bersujud dengan kepercayaan agama masing-masing.







Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental

·        Zaman Prasejarah
Manusia purba sering mengalami gangguan mental atau fisik, seperti infeksi, artritis, dll.
·        Zaman Peradaban Awal
1. Phytagoras (orang yang pertama memberi penjelasan alamiah terhadap penyakit mental)
2. Hypocrates (Ia berpendapat penyakit / gangguan otak adalah penyebab penyakit mental)
3. Plato (gangguan mental sebagian gangguan moral, gangguan fisik dan sebagiaan lagi dari dewa dewa)
·        Zaman Renaissesus
Pada zaman ini di beberapa negara Eropa, para tokoh keagamaan, ilmu kedokteran dan filsafat mulai menyangkal anggapan bahwa pasien sakit mental tenggelam dalam dunia tahayul.
·        Era Pra Ilmiah
1. Kepercayaan Animisme
Sejak zaman dulu gangguan mental telah muncul dalam konsep primitif, yaitu kepercayaan terhadap faham animisme bahwa dunia ini diawasi atau dikuasai oleh roh-roh atau dewa-dewa. Orang Yunani kuno percaya bahwa orang mengalami gangguan mental, karena dewa marah kepadanya dan membawa pergi jiwanya. Untuk menghindari kemarahannya, maka mereka mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dan kurban.
2. Kepercayaan Naturalisme
Suatu aliran yang berpendapat bahwa gangguan mental dan fisik itu akibat dari alam. Hipocrates (460-367) menolak pengaruh roh, dewa, setan atau hantu sebagai penyebab sakit. Dia mengatakan, Jika anda memotong batok kepala, maka anda akan menemukan otak yang basah, dan mencium bau amis. Tapi anda tidak akan melihat roh, dewa, atau hantu yang melukai badan anda.
Seorang dokter Perancis, Philipe Pinel (1745-1826) menggunakan filsafat polotik dan sosial yang baru untuk memecahkan problem penyakit mental. Dia terpilih menjadi kepala Rumah Sakit Bicetre di Paris. Di rumah sakit ini, pasiennya dirantai, diikat ketembok dan tempat tidur. Para pasien yang telah di rantai selama 20 tahun atau lebih, dan mereka dianggap sangat berbahaya dibawa jalan-jalan di sekitar rumah sakit. Akhirnya, diantara mereka banyak yang berhasil, mereka tidak lagi menunjukkan kecenderungan untuk melukai atau merusak dirinya.
·        Era Modern
Perubahan luar biasa dalam sikap dan cara pengobatan gangguan mental terjadi pada saat berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika pada tahun 1783. Ketika itu Benyamin Rush (1745-1813) menjadi anggota staf medis di rumah sakit Pensylvania. Di rumah sakit ini ada 24 pasien yang dianggap sebagai lunatics (orang gila atau sakit ingatan). Pada waktu itu sedikit sekali pengetahuan tentang penyebab dan cara menyembuhkan penyakit tersebut. Akibatnya pasien-pasien dikurung dalam ruang tertutup, dan mereka sekali-kali diguyur dengan air.
Rush melakukan suatu usaha yang sangat berguna untuk memahami orang-orang yang menderita gangguan mental tersebut melalui penulisan artikel-artikel. Secara berkesinambungan, Rush mengadakan pengobatan kepada pasien dengan memberikan dorongan (motivasi) untuk mau bekerja, rekreasi, dan mencari kesenangan.
Pada tahun 1909, gerakan mental Hygiene secara formal mulai muncul. Perkembangan gerakan mental hygiene ini tidak lepas dari jasa Clifford Whitting Beers (1876-1943) bahkan karena jasanya itu ia dinobatkan sebagai The Founder of the MentalHygiene Movement. Dia terkenal karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan dan pengobatan gangguan mental dengan cara yang sangat manusiawi.
Secara hukum, gerakan mental hygiene ini mendapat pengakuan pada tanggal 3 Juli 1946, yaitu ketika presiden Amerika Serikat menandatangani The National Mental Health Act., yang berisi program jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan kesehatan mental seluruh warga masyarakat.
Bebarap tujuan yang terkandung dalam dokumen tersebut meliputi
1) Meningkatkan kesehatan mental seluruh warga masyarakat Amerika Serikat, melalui penelitian, investigasi, eksperimen, penayangan kasus-kasus, diagnosis, dan pengobatan.
2) Membantu lembaga-lembaga pemerintah dan swasta yang melakukan kegiatan penelitian dan meningkatkan koordinasi antara para peneliti dalam melakukan kegiatan dan mengaplikasikan hasil-hasil penelitiannya.
3) Memberikan latihan terhadap para personel tentang kesehatan mental.
4) Mengembangkan dan membantu negara dalam menerapkan berbagai metode pencegahan, diagnosis, dan pengobatan terhadap para pengidap gangguan mental.
Pada tahun 1950, organisasi mental hygiene terus bertambah, yaitu dengan berdirinya National Association for Mental Health. Gerakan mental hygiene ini terus berkembang sehingga pada tahun 1975 di Amerika terdapat lebih dari seribu perkumpulan kesehatan mental. Di belahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui The World Federation forMental Health dan The World Health Organization.


Pendekatan Kesehatan Masyarakat

1.     Orientasi Klasik
Kesadaran tentang perlunya perlakuan yang lebih manusiawi terhadap penyandang gangguan mental. Pengertian klasik mengandung arti sempit, karena kajian ilmu kesehatan mental lebih diperuntukkan bagi orang yang mngalami gangguan dan penyakit jiwa. Intervensi biologis-medis terapeutik dan kuratif, penyembuhan konflik-konflik dan trauma masa lalu.
2.     Penyesuaian Diri
Mengacu pada kemampuan individu untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan diri sendiri dan norma sosial. Normal-mampu menyesuaikan diri, terhindar dari konflik-belajar respon yang adaptif.
3.     Pengembangan Potensi
Setiap orang memiliki kekuatan positif dan korektif. Pelepasan sumber-sumber yang tersembunyi dari bakat, kreatifitas, energy dan dorongan (Schultz, 991).

Teori Kepribadian Sehat
1.     Aliran Psikoanalisa
-      Manusia pada dasarnya ditentukan oleh energi psikis dan pengalaman-pengalaman dini
-      Manusia sebagai homo valens dengan berbagai dorongan dan keinginan
-      Motif-motif dan konflik tak sadar adalah sentral dalam tingkah laku sekarang
-      Manusia didorong oleh dorongan seksual agrasif
-      Perkembangan dini penting karna masalah-masalah kepribadian berakar pada konflik-konflik masa kanak-kanak yang direpresi
Dalam aliran psikoanaliasa ini bisa dibilang manusia adalah korban tekanan biologis dan konflik masa kanak-kanak. Aliran ini melihat dari sisi negative individu, alam bawah sadar (id, ego, superego, mimpi, dan masa lalu).
2.     Aliran Behavioristik
-      Mementingkan faktor lingkungan
-      Menekankan pada faktor bagian
-      Menekankan pada tingkah laku yang Nampak dengan mempergunakan metode obyektif
-      Sifatnya mekanis
-      Mementingkan masa lalu
Aliran ini menganggap manusia yang memberikan respons positif yang berasal dari luar. Dalam aliran ini manusia dianggap tidak memiliki sikap diri sendiri. Dan ciri-cirinya yaitu: tersusun baik, teratur dan ditentukan sebelumnya dengan banyak spontanitas, kegembiraan hidup dan kreatifas.
3.     Aliran Humanistik
4.     Pendapat Allport
Beliau lebih optimis tentang kodrat manusia dan ia memperlihatan keharuan yang luar biasa terhadap manusia. Sifat-sifat tampak bersumber pada anak-anaknya. Orang tua menekankan kerja keras dan mereka membentuknya dengan kasih sayang. Semangat peri kemanusiaan ditanamkan pada keluarga mereka dan Allport yang masih muda dituntut untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam masalah-masalah kehidupan. Teori-teori yang dikembangkan oleh Allport banyak direduksi dari pengalaman pribadinya. Seperti pandangannya tentang teori kodrat kepribadian. Allport menggambarkan kodrat manusia terdiri dari beberapa komponen dasar seperti pandangan yang positif, penuh harapan dan menyanjung-nyanjung. Disinilah letak perbedaan antara Freud dan Allport, dia tidak percaya bahwa orang-orang yang matang dan sehat dikontrol dan dikuasai oleh pikiran-pikiran bawah sadar, kekuatan yang tidak dapat dlihat dan dipengaruhi. Allport percaya bahwa kekuatan-kekuatan tak sadar itu merupakan pengaruh yang penting pada tingkah laku orang-orang yang neuritis. Akan tetapi individu yang sehat yang berfungsi pada tingkat rasional dan sadar, menyadari sepenuhnya kekuatan-kekuatan yang membimbing mereka dan dapat mengontrol kekuatan-kekuatan itu juga. Allport berpendapat bahwa sebagian dari kepribadian manusia hanya sedikit yang besar dari dorongan yang sehat. Organisme perlu mempertahankan suatu tingkat kepuasan tertentu untuk mendorong unsur biologis terhadap makanan, air, seks dan tidur. Apabila orang itu sehat, maka ia membutuhkan makanan dan istirahat. Selanjutnya apabila orang itu sakit, maka ia akan membutuhkan aktivitas yang baru dan mulai mengerjakan suatu kegemaran. Misalnya membaca suatu buku yang membangkitkan semangat.
5.     Pendapat Carl Rogers
Self adalah apa yang manusia rasakan didalam dirinya. Didalam self terdapat 2 bagian yaitu ideal self dan reality self. Ideal self adalah diri yang diharapkan individu, sedangkan reality self adalah kenyataan yang ada pada dalam diri individual keadaan apa adanya pada diri individu. Kesulitan akan timbul bila tidak terjadi ketidaksesuaian antara persepsi tentang diri dengan ideal self nya (kesenjangan antara harapan dan realita). Individual yang sehat adalah individu yang jarak reality self dan ideal self tidak terlalu jauh. Self merupakan satu-satunya struktur kepribadian yang sebenarnya. Dengan kata lain self terbentuk melalui deferensiasi medan fenomena dan melalui introjeksi nilai-nilai orang tertentu serta dari distorsi pengalaman. Self bersifat integral dan konsisten. Pengalaman yang tidak sesuai dengan struktur self dianggap ancaman dan self dapat berubah sebagai akibat kematangan biologik dan belajar. Konsep self menggambarkan konsepsi mengenai dirinya sendiri. Ciri-ciri yang dianggap menjadi bagian dari dirinya misalnya, orang mungkin menganggap dirinya sebagai: “Saya cerdas, menyenangkan, jujur, baik hati dan menarik”. Alwisol (2006: 322)
Peranan Positive Regard dalam kepribadian individu ?
Peranan Positive Regard adalah sebagai suatu kebutuhan yang memaksa dan menyerap, dimiliki oleh semua manusia: setiap anak terdorong untuk mencari positive regard. Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan, pengagungan, dan cinta dari orang lain. Kebutuhan ini disebut need for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak bersyarat).
6.     Pendapat Abraham Maslow
Beliau dapat dipandang sebagai bapak dari Psikologi Humanistik. Gerakan ini merasa tidak puas terhadap Psikologi Behavioristik dan Psikoanalisis. Menurut Maslow psikologi harus lebih manusiawi, yaitu lebih memusatkan perhatiannya pada masalah-masalah kemanusiaan. Psikologi harus mempelajari kedalaman sifat manusia. Selain mempelajari yang nampak, juga mempelajari perilaku yang tidak nampak. Mempelajari ketidak sadaran sekaligus mempelajari kesadaran. Introspeksi sebagai suatu metode penelitian yang telah disingkirkan, harus dikembalikan lagi sebagai metode penelitian psikologi.
Ada 4 ciri psikologi yang berorientasi humanistik, yaitu :
1.     Memusatkan perhatian pada person mengalami, dan karenanya berfokus pada pengalaman sebagai fenomena primer dalam mempelajari manusia.
2.     Menekankan pada kualitas-kualitas yang khas manusia, seperti kreativitas, aktualisasi diri, sebagai lawan pandang tetang manusia yang mekanistis dan reduksionistis.
3.     Menyadarkan diri pada kebermaknaan dalam memilih masalah-masalah yang akan dipelajari dan prosedur-prosedur penelitian yang a digunakan.
4.     Memberikan perhatian penuh dan meletakkan nilai yang tinggi pada kemuliaan dan martabat manusia serta tertarik pada perkembangan potensi yang inheren pada setiap individu.
7.     Pendapat Erich Fromm
Kepribadian sehat menurut Erich Fromm adalah teori yang menggunakan pendekatan sosial psikologis dimana pemusatan perhatiannya pada penguraian cara-cara dimana struktur dan dinamika-dinamika masyarakat tertentu membentuk para anggotanya sehingga karakter para anggotanya tersebut sesuai dengan nilai yang ada pada masyarakat. Karena pada dasarnya manusia terpisah dari alam dan dari sesamanya maka cara mempersatukan adalah melalui belajar bagaimana mencintai atau bagaimana menemukan keamanan dengan menyelaraskan keinginannya dengan masyarakat yang otoriter, karena manusia adalah makhluk yang memiliki kesadaran akal sehat daya akal, kesanggupan untuk mencintai, perhatian tanggung jawab integritas bisa dilukai mengalami kesedihan sehingga apabila dalam kaitannya manusia kurang dalam menanggapi hal yang disebutkan tersebut maka manusia tersebut bisa ikatakan tidak sehat secara mental menurut Erich Fromm.

Daftar Pustaka