HUBUNGAN INTERPERSONAL
Pengertian
Hubungan Interpersonal adalah dimana ketika kita berkomunikasi, kitabukan
sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya.
Jadi ketika kita berkomunikasi kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship. Dari segi psikologi komunikasi, kita dapat
menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka
orang untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya tentang orang lain
dan persepsi dirinya; sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung
diantara komunikan.
·
Model pertukaran sosial dan Analisis
Transaksional
Model
Pertukaran Sosial
Model
ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang
berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi
kebutuhannya. Thibault dan Kelley, dua orang
pemuka dari teori ini menyimpulkan model pertukaran sosial sebagai berikut
:
“Asumsi dasar yang mendasari
seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara sukarela
memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan
tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya”.
Ganjaran
yang dimaksud adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang
dari suatu hubungan. Ganjaran dapat berupa uang, penerimaan sosial, atau
dukungan terhadap nilai yang dipegangnya. Sedangkan yang dimaksud dengan biaya
adalah akibat yang negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya itu dapat
berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri dan
kondisi-kondisi lain yang dapat menimbulkan efek-efek tidak menyenangkan.
Model
Transaksional
Analisis transaksional (AT) adalah
suatu pendekatan psikoteraputik yang sangat dapat diterapkan dalam praktik
pekerjaan sosial klinis (Cooper & Turner, 1996). Analisis
Transaksional-gagasan Eric Berne (1910-1970) merupakan suatu pendekatan untuk
mensistematisasi, menganalisis, dan mengubah saling pengaruh diantara manusia,
yang menekankan interaksi keduanya (antara diri dan manusia lain) dan kesadaran
internal (regulasi dan ekspresi diri).Tinjauan teoritik tentang analisis
transaksional dikaitkan dengan suatu pendekatan yang mengaitkan internal
(interpsikis) dengan interpersonal dan relasional. Pada intinya, makna analisis
transaksional adalah untuk memperkaya kemampuan-kemampuan menghadapi (coping)
dan mengatur (regulatory) situasi yang paling dalam dan interaksi kehidupan
nyata.
Analisis
transaksional dibagi kedalam kategori-kategori sebagai berikut :
- Keadaan
ego (ego states)
- Transaksi
(transactions)
- Permainan
dan drama segitiga (games and the drama triangle)
- Naskah
(scripts)
- Gerakan
dan lakon cerita (strokes and scriptwork)
- Posisi
kehidupan (life position)
- Perintah
dan keputusan ulang naskah (script injunctions and redecision)
·
Pembentukan kesan dan ketertarikan
interpersonal dalam memulai hubungan
Ellen
Berscheid (Berscheid, 1985; Berscheid & Peplau 1983; Berscheid & Reis,
1998) menyatakan bahwa apa yang membuat orang-orang dari berbagai usia merasa
bahagia, dari daftar jawaban yang ada, yang tertinggi atau mendekati tertinggi
adalah membangun dan mengelola persahabatan dan memiliki hubungan yang positif
serta hangat. Tiadanya hubungan yang bermakna dengan orang-orang lain membuat
individu merasa kesepian, kurang berharga, putus asa, tak berdaya, dan
keterasingan. Ahli Psikologi Sosial, Arthur Aron menyatakan bahwa motivasi
utama manusia adalah ’ekspresi diri’ (self expression).
Penyebab
ketertarikan, dimulai dari awal rasa suka hingga cinta berkembang dalam
hubungan yang erat meliputi :
- Aspek
kedekatan
- Kesamaan
- Kesukaan
timbal balik
- Ktertarikan
fisik dan kesukaan
Teori Ketertarikan
Interpersonal
o Social Exchange Theory : Teori ini mengacu pada pernyataan
sederhana bahwa relasi berlangsung mengikuti model ekonomi ‘costs and
benefits’ seperti kondisi pasar, yang telah diperluas oleh para
psikolog dan sosiolog menjadi teori pertukaran sosial (social exchange
theory) yang lebih kompleks. Teori pertukaran sosial menyatakan bahwa
perasaan orang tentang suatu hubungan tergantung pada persepsinya mengenai
hasil positif (rewards) dan ongkos (costs) hubungan, jenis hubungan yang
mereka jalani, dan kesempatan mereka untuk memiliki hubungan yang lebih baik dengan
orang lain.
o Equity Theory : Beberapa peneliti mengritik
teori pertukaran sosial yang mengabaikan pentingnya keadilan atau keseimbangan
dalam hubungan. Para pendukung teori ini berpendapat bahwa orang tidak sekedar
berusaha mendapatkan rewards sebanyak-banyaknya dan
mengurangi costs, melainkan juga peduli mengenai keseimbangan dalam
hubungan, yaitu bahwa rewards dan costs yang
mereka alami dan kontribusi yang mereka berikan dalam hubungan tersebut
kira-kira seimbang dengan pihak lain. Teori ini menggambarkan bahwa hubungan
yang seimbang adalah yang membahagiakan dan relatif stabil.
·
Model
peran, konflik, dan adequacy peran serta autentitas dalam hubungan peran
Model
Peran
Terdapat
empat asumsi yang mendasari pembelajaran bermain peran untuk mengembangkan
perilaku dan nilai-nilai social, yang kedudukannya sejajar dengan model-model
mengajar lainnya. Keempat asumsi tersebut sebagai berikut :
- Secara
implicit bermain peran mendukung sustau situasi belajar berdasarkan
pengalaman dengan menitikberatkan isi pelajaran pada situasi ‘’di sini
pada saat ini’’. Model ini percaya bahwa sekelompok peserta didik
dimungkinkan untuk menciptakan analogy mengenai situasi kehidupan nyata.
Tewrhadap analogy yang diwujudkan dalam bermain peran, para peserta didik
dapat menampilkan respons emosional sambil belajar dari respons orang
lain.
- Kedua,
bermain peran memungkinkan para peserta didik untuk mengungkapkan
perasaannya yang tidak dapat dikenal tanpa bercermin pada orang lain.
Mengungkapkan perasaan untuk mengurangi beban emosional merupakan tujuan
utama dari psikodrama (jenis bermain peran yang lebih menekankan pada
penyembuhan). Namun demikian, terdapat perbedaan penekanan antara bermain
peran dalam konteks pembelajaran dengan psikodrama. Bermain peran dalam
konteks pembelajaran memandang bahwa diskusi setelah pemeranan dan
pemeranan itu sendiri merupakan kegiatan utama dan integral dari
pembelajaran; sedangkan dalam psikodrama, pemeranan dan keterlibatan
emosional pengamat itulah yang paling utama. Perbedaan lainnya, dalam
psikodrama bobot emosional lebih ditonjolkan daripada bobot intelektual,
sedangkan pada bermain peran peran keduanya memegang peranan yang sangat
penting dalam pembelajaran.
- Model
bermain peran berasumsi bahwa emosi dan ide-ide dapat diangkat ke taraf sadar
untuk kemudian ditingkatkan melalui proses kelompok. Pemecahan tidak
selalu datang dari orang tertentu, tetapi bisa saja muncul dari reaksi
pengamat terhadap masalah yang sedang diperankan. Dengan demikian, para
peserta didik dapat belajar dari pengalaman orang lain tentang cara
memecahkan masalah yang pada gilirannya dapat dimanfaatkan untuk
mengembangkan dirinya secara optimal. Dengan demikian, para peserta didik
dapat belajar dari pengalaman orang lain tentang cara memecahkan masalah
yang pada gilirannya dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dirinya secara
optimal. Oleh sebab itu, model mengajar ini berusaha mengurangi peran guru
yang teralu mendominasi pembelajaran dalam pendekatan tradisional. Model
bermain peran mendorong peserta didik untuk turut aktif dalam pemecahan
masalah sambil menyimak secara seksama bagaimana orang lain berbicara
mengenai masalah yang sedang dihadapi.
- Model
bermain peran berasumsi bahwa proses psikologis yang tersembunyi, berupa
sikap, nilai, perasaan dan system keyakinan, dapat diangkat ke taraf sadar
melalui kombinasi pemeranan secara spontan. Dengan demikian, para pserta
didik dapat menguji sikap dan nilainya yang sesuai dengan orang lain,
apakah sikap dan nilai yang dimilikinya perlu dipertahankan atau diubah.
Tanpa bantuan orang lain, para peserta didik sulit untuk menilai sikap dan
nilai yang dimilikinya.
Terdapat
tiga hal yang menentukan kualitas dan keefektifan bermain peran sebagai model
pembelajaran, yakni (1) kualitas pemeranan, (2) analisis dalam diskusi, (3) pandangan
peserta didik terhadap peran yang ditampilkan dibandingkan dengan situasi
kehidupan nyata.
Konflik
Konflik
adalah adanya pertentangan yang timbul di dalam seseorang (masalah intern)
maupun dengan orang lain (masalah ekstern) yang ada di sekitarnya. Konflik
dapat berupad perselisihan (disagreement), adanya keteganyan (the presence of
tension), atau munculnya kesulitan-kesulitan lain di antara dua pihak atau
lebih. Konflik sering menimbulkan sikap oposisi antar kedua belah pihak, sampai
kepada mana pihak-pihak yang terlibat memandang satu sama lain sebagai
pengahalang dan pengganggu tercapainya kebutuhan dan tujuan
masing-masing.
Substantive
conflicts merupakan perselisihan yang berkaitan dengan tujuan
kelompok,pengalokasian sumber dalam suatu organisasi, distrubusi kebijaksanaan
serta prosedur serta pembagaian jabatan pekerjaan. Emotional conflicts terjadi
akibat adanya perasaan marah, tidak percaya, tidak simpatik, takut dan
penolakan, serta adanya pertantangan antar pribadi (personality clashes).
Dalam sebuah organisasi, pekerjaan individual maupun sekelompok pekerja saling
berkait dengan pekerjaan pihak-pihak lain. Ketika suatu konflik muncul di dalam
sebuah organisasi, penyebabnya selalu diidentifikasikan dengan komunikasi yang
tidak efektif yang menjadi kambing hitam.
Adequancy
peran & autentisitas dalam hubungan peran
Kecukupan
perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang
diberikan baik secara formal maupun secara informal. Peran didasarkan pada
preskripsi ( ketentuan ) dan harapan peran yang menerangkan apa yang
individu-individu harus lakukan dalam suatu situasi tertentu agar dapat
memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain menyangkut
peran-peran tersebut.
·
Intimasi dan Hubungan Pribadi
Definisi Intimacy
Sternberg
(dalam Papalia, 2004) intimacy adalah komponen emosi dari
cinta yang meliputi perasaan dengan orang lain, seperti perasaan hangat, sharing,
dan kedekatan emosi serta mengandung pengertian sebagai elemen afeksi yang
mendorong individu untuk selalu melakukan kedekatan emosional dengan orang yang
dicintainya. Menurut Baur and Crooks (2008) Intimacyjuga merupakan
salah satu upaya untuk membantu orang lain, keterbukaan dalam sharing,
bertukar pikiran, dan merasakan sedih ataupun senangnya dengan seseorang yang
dicintainya. Bentuk-bentuk intim yaitu dari persaudaraan, persahabatan dan
percintaan. Pertama persaudaraan yaitu hubungan intim yang terhadap
saudara didasarkan adanya hubungan darah.
Pada
persaudaraan itu di dalamnya terkandung keakraban. Kehidupan bersama tersebut
memungkinkan segala hubungan terjadi, misalanya keakraban, kedekatan, dan
interaksi.
Baumgardner
dan Clothers dalam Hanurawan, (2010). Keintiman adalah suatu konsep yang
mengacu pada perasaan kedekatan atau perasaan keterhubungan diantara dua orang.
Perasan-perasaan itu seperti pada fenomena seseorang memikirkan kesejahteraan
orang lain, pemahaman timbal balik dengan orang lain, dan kemampuan berbagi (sharring)
dengan orang lain. Dalam keintiman, orang yang melakukan interaksi sosial pada
suatu hubungan cinta menjadi saling memahami diantara kedua belah pihak dan
terdapat fenomena kehangatan afeksi diantara kedua belah pihak. Berdasarkan
teori di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud denganintimasi adalah suatu
hubungan timbal balik antar individu, yang terwujud dengan saling berbagi
perasaan dan pikiran yang mendalam, saling membuka diri serta menerima dan
menghargai satu sama lain.
Dimensi Intimasi
- Intensity
- Commitment
- Emotion
- Sexuality
- Gender
Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Keintiman
Atwater,
(1983) mengatakan ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keintiman, yaitu
:
o Saling terbuka
Saling
berbagi pikiran dan perasaan yang dalam, serta rasa saling percaya diperlukan
untuk membina dan mempertahankan keintiman.
o Kecocokan pribadi
Adanya
kesamaan atau kemiripan latar belakang, kebudayaan, pendidikan dan persamaan
lain yang membuat pasangan memiliki kecocokan. Meskipun begitu, beberapa
perbedaan pasti akan muncul di dalam suatu hubungan, maka yang terpenting
adalah bagaimana mengatasinya. Dengan demikian, bukan tidak mungkin dengan
adanya perbedaan individu tidak dapat melengkapi satu sama lain.
o Penyesuaian diri dengan pasangan
Berusaha
mengerti pandangan pasangan, memahami sikap dan perasaan pasangan. Dalam hal
ini ditekankan pentingnya berkomunikasi secara efektif, yaitu kemampuan untuk
mendengarkan secara efektif dan memberikan respon dengan cara tidak mengadili.
Hal ini akan menciptakan rasa saling percaya dan penerimaan pada pasangan.
Gaya
Interaksi yang Intim
Orang
dewasa menunjukkan gaya interaksi intim yang berbeda-beda. Orlofsky (dalam
Santrock, 2004) membuat klasifikasi yang terdiri atas lima gaya hubungan yang
intim:
- Gaya yang intim (intimate
style) : Individu membentuk dan memelihara satu atau lebih hubungan
cinta yang mendalam dan lama.
- Gaya pra-intim (preintimate
style) : Individu menunjukkan emosi yang tercampur aduk mengenai
komitmen, suatu ambivalensi yang tercermin dalam strategi menawarkan cinta
tanpa kewajiban atau ikatan yang tahan lama.
- Gaya yang stereotip (stereotyped
style) : Individu memiliki hubungan artificial yang
senderung didominasi oleh ikatan persahabatan dengan orang yang berjenis
kelamin sama daripada yang berjenis kelamin yang berlawanan.
- Gaya intim yang semu (pseudointimate
style) : Individu memelihara attachment seksual dalam
waktu yang lama dengan kadar kedekatan yang sedikit atau tidak
dalam.
- Gaya yang mandiri (isolated style)
: Individu menarik diri dari perjumpaan sosial dan memiliki attachment yang
sedikit atau tidak sama sekali dengan individu yang berjenis kelamin sama
atau yang berlawanan.
·
Intimacy dan Pertumbuhan
Menurut Crooks & baur, (1983)
ada beberapa tahapan perkembangan terjadinya iintimasi, yaitu sebagai berikut :
o Penerimaan diri
Erikson dalam Crooks & Baur,
(1983) percaya bahwa penerimaan diri yang positif adalah suatu persyaratan
untuk suatu hubungan yang memuaskan. Dengan perasaan positif, individu yang
dapat menerima diri dapat menjadi fondasi untuk menjalin intimasi di dalam
hubungan.
o Saling berinteraksi
Bila ada interaksi yang berjalan di
antara dua individu maka hal tersebut dapat menjadi dasar yang baik di dalam
suatu hubungan yang positif.
o Memberi tanggapan
Jenis-jenis
respon atau tanggapan tertentu, misalnya dengan individu saling mendengarkan,
mengerti, dan memahami pandangan maka kelestarian hubungan akan terjaga.
o Perhatian
Perhatian
yang dicurahkan oleh individu dapat memotivasikan pasangan dan menjaga
kesejahteraan hubungan.
o Rasa percaya
Dengan rasa percaya bahwa pasangan
akan berlaku secara konsisten, berusaha untuk membina pertumbuhan dan
mempertahankan stabilitas hubungan, maka keutuhan hubungan akan selalu terjaga.
o Kasih sayang
Pengekspresian
kasih sayang kepada pasangan dapat meningkatkan jalinan intimasi diantara
pasangan.
o Kemampuan untuk bergembira bersama
pasangan
Individu
dapat mengutarakan kegembiraan dan kesenangan dengan cara menghabiskan waktu
bersama.
o Berhubungan seksual
Kadang
pasangan melakukan hal ini untuk pengekspresian perasaannya, namun bila
pasangan melakukan hal tersebut tanpa melalui tahpan-tahapan sebelumnya, maka
akan terjadi perasaan kedekatan emosional diantara keduanya.
sumber
:
CINTA DAN PERKAWINAN
Cinta adalah sebuah emosi dari kasih
sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi. Dalam konteks filosofi cinta
merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan
kasih sayang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang
dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati,
perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti,
patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.
Perkawinan adalah ikatan sosial atau
ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan
yang merupakan suatu pranata dalam budaya setempat yang meresmikan hubungan
antar pribadi yang biasanya intim dan seksual.Perkawinan umumnya dimulai dan
diresmikan dengan upacara pernikahan. Umumnya perkawinan dijalani dengan maksud
untuk membentuk keluarga.
Tergantung
budaya setempat bentuk perkawinan bisa berbeda-beda dan tujuannya bisa
berbeda-beda juga. Tapi umumnya perkawinan itu ekslusif dan mengenal konsep
perselingkuhan sebagai pelanggaran terhadap perkawinan. Perkawinan umumnya
dijalani dengan maksud untuk membentuk keluarga. Umumnya perkawinan harus
diresmikan dengan pernikahan.
· Memilih
Pasangan
Memilih
pasangan hidup bukanlah perkara mudah. Pasalnya, banyak orang yang merasa tidak
sreg ketika mereka ditawari untuk memilih suami atau memilih istri, tak seperti
memilih pacar yang bisa dengan mudah dilakukan. Menurut mereka, pasangan hidup
adalah orang yang diajak untuk susah senang bersama, yang diharapkan hanya akan
ada yang pertama dan yang terakhir.Itu sebabnya memilih pasangan hidup jauh
lebih susah dibandingkan dengan memilih pekerjaan atau tempat sekolah.
Dalam
memilih pasangan hidup, baik bagi laki-laki maupun perempuan keduanya memiliki
hak untuk memilih yang paling tepat sebagai pasangannya. Maka dari itu harus
benar-benar diperhitungkan ketika memilih pasangan yang baik. Bila ingin
pintar, seseorang harus rajin belajar, bila ingin kaya seseorang harus
berhemat, begitu pula tentang pasangan hidup. Bila menginginkan pasangan hidup
yang baik maka kita juga harus baik. Tak ada sesuatu di dunia ini yang untuk
mendapatkannya tidak memerlukan pengorbanan. Segala sesuatu ada harga-nya
termasuk bila ingin mendapatkan pasangan hidup yang baik. Ya, dimulai dari diri
sendiri. Bila kita bercita-cita untuk mendapatkan pasangan hidup yang baik,
maka kita sendiri harus baik. Percayalah, Tuhan telah memasangkan manusia
sesuai dengan karakter dan derajat mereka masing-masing. Manusia yang baik
hanyalah untuk manusia yang baik pula, begitu pula sebaliknya.
Banyak
orang yang pikirannya terlalu pendek dalam perkara ini sehingga gagal dalam
pernikahannya. Prinsipnya adalah jika kita hanya berpedoman pada hal-hal yang
sifatnya duniawi (kecantikan dan kekayaan) maka akan sangat sulit dalam
menjalani hari-hari berumah tangga nantinya. Karena semua itu sifatnya hanya
sementara dan sangat mudah berubah. Jadi, jika jatuh cinta hanya karena melihat
dari segi kecantikan/ketampanan dan atau kekayaan, maka cinta tersebut akan
sangat mudah berkurang bahkan hilang. Jika kita memang cinta pada seseorang
maka lahirlah ketampanan/kecantikan, bukan sebaliknya. Berikutnya adalah
tentang masalah fisik. Banyak yang berkata bahwa wanita cantik hanya pantas
untuk laki-laki tampan, begitu pula sebaliknya. Dan apa yang terjadi ketika
teman kita yang mungkin tak begitu cantik mendapatkan suami yang tampan dan
juga kaya, maka kita biasanya akan protes. Kita merasa bahwa dirinya tak pantas
dan kitalah yang lebih pantas.
Inilah yang menutupi rezeki kita. Perasaan iri dan dengki menutupi rezeki kita
untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Orang yang hatinya dipenuhi penyakit
hati biasanya akan memancarkan aura negatif. Sebaliknya, orang yang hatinya
bersih maka aura positiflah yang akan terpancar keluar dari dalam jiwanya.
Tentunya siapa pun pasti akan lebih memilih orang yang memiliki aura positif
daripada negatif.
Lalu,
mengingat pernikahan itu adalah sebuah investasi jangka panjang maka kita juga
harus melihat calon pasangan kita dalam jangka panjang. Bolehlah jika dia saat
ini belum sukses, belum kaya, belum pintar, tetapi ketika ada potensi di masa
depan dia akan menjadi lebih baik maka mengapa tidak??? Daripada kita hanya
melihat kondisi dia saat ini tetapi di masa depan justru punya potensi akan
meninggalkan kita. Betapa banyak wanita yang menikah hanya karena melihat
prianya saat ini tampan dan betapa banyak wanita yang menikah karena hanya
melihat wanitanya saat ini cantik. Mereka tidak sadar bahwa 10 tahun lagi bisa
jadi ketampanan/kecantikan tersebut sudah pudar.
Adapun
bila kita dihadapkan suatu pilihan lebih dari satu, tentu sewajarnya seorang
akan memilih yang terbaik baginya, meskipun pilihan terbaik baginya tidak
selalu identik dengan pilihan yang terbaik bagi umum, karena seseorang tentu
memiliki pertimbangan yang sangat khusus yang tidak dimiliki oleh orang lain.
Maka,
ketika sedang memilih calon pasangan , bukalah mata lebar-lebar. Lihatlah dia
secara utuh. Kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang dia, terutama
kekurangannya. Karena saya yakin, kelebihan dari pasangan akan dengan mudah
kita terima tetapi kekurangan? Tanyakanlah pada diri sendiri, mumpung belum
akad nikah, apakah siap menerima kekurangan-kekurangan tersebut?
Terakhir,
lihatlah dia tidak hanya di masa sekarang tetapi juga potensinya di masa depan.
Tahukah kalian bedanya anak-anak dan dewasa? Anak-anak hanya berfikir apa yang
ada sekarang sementara orang dewasa berfikir lebih jauh ke depan. Pernikahan
adalah urusannya orang dewasa maka berfikirlah dewasa.
· Hubungan dalam Perkawinan
Simak
dulu pendapat Dawn J. Lipthrott, LCSW, seorang psikoterapis dan
juga marriage and relationship educator and coach, dia mengatakan
bahwa ada lima tahap perkembangan dalam kehidupan perkawinan. Hubungan dalam
pernikahan bisa berkembang dalam tahapan yang bisa diduga sebelumnya. Namun
perubahan dari satu tahap ke tahap berikut memang tidak terjadi secara mencolok
dan tak memiliki patokan batas waktu yang pasti. Bisa jadi antara
pasangan suami-istri, yang satu dengan yang lain, memiliki waktu berbeda saat
menghadapi dan melalui tahapannya. Namun anda dan pasangan dapat saling
merasakannya.
Tahap
pertama : Romantic
Love. Saat ini adalah saat Anda dan pasangan merasakan gelora cinta yang
menggebu-gebu. Ini terjadi di saat bulan madu pernikahan. Anda dan pasangan
pada tahap ini selalu melakukan kegiatan bersama-sama dalam situasi romantis
dan penuh cinta.
Tahap
kedua : Dissapointment
or Distress. Masih menurut Dawn, di tahap ini pasangan suami istri kerap
saling menyalahkan, memiliki rasa marah dan kecewa pada pasangan, berusaha
menang atau lebih benar dari pasangannya. Terkadang salah satu dari pasangan
yang mengalami hal ini berusaha untuk mengalihkan perasaan stres yang memuncak
dengan menjalin hubungan dengan orang lain, mencurahkan perhatian ke pekerjaan,
anak atau hal lain sepanjang sesuai dengan minat dan kebutuhan masing-masing.
Menurut Dawn tahapan ini bisa membawa pasangan suami-istri ke situasi yang tak
tertahankan lagi terhadap hubungan dengan pasangannya. Banyak pasangan di
tahap ini memilih berpisah dengan pasangannya.
Tahap
ketiga : Knowledge
and Awareness. Dawn mengungkapkan bahwa pasangan suami istri yang sampai
pada tahap ini akan lebih memahami bagaimana posisi dan diri pasangannya.
Pasangan ini juga sibuk menggali informasi tentang bagaimana kebahagiaan
pernikahan itu terjadi. Menurut Dawn juga, pasangan yang sampai di tahap ini
biasanya senang untuk meminta kiat-kiat kebahagiaan rumah tangga kepada
pasangan lain yang lebih tua atau mengikuti seminar-seminar dan konsultasi
perkawinan.
Tahap
keempat : Transformation.
Suami istri di tahap ini akan mencoba tingkah laku yang berkenan di hati
pasangannya. Anda akan membuktikan untuk menjadi pasangan yang tepat bagi
pasangan Anda. Dalam tahap ini sudah berkembang sebuah pemahaman yang
menyeluruh antara Anda dan pasangan dalam mensikapi perbedaan yang terjadi.
Saat itu, Anda dan pasangan akan saling menunjukkan penghargaan, empati dan
ketulusan untuk mengembangkan kehidupan perkawinan yang nyaman dan tentram.
Tahap
kelima : Real
Love. “Anda berdua akan kembali dipenuhi dengan keceriaan, kemesraan,
keintiman, kebahagiaan, dan kebersamaan dengan pasangan,” ujar Dawn.
Psikoterapis ini menjelaskan pula bahwa waktu yang dimiliki oleh pasangan suami
istri seolah digunakan untuk saling memberikan perhatian satu sama lain. Suami
dan istri semakin menghayati cinta kasih pasangannya sebagai realitas yang
menetap. “Real love sangatlah mungkin untuk Anda dan pasangan jika Anda berdua
memiliki keinginan untuk mewujudkannya. Real love tidak bisa terjadi dengan
sendirinya tanpa adanya usaha Anda berdua,” ingat Dawn.
Lebih
lanjut Dawn menyarankan pula, “Jangan hancurkan hubungan pernikahan Anda dan
pasangan hanya karena merasa tak sesuai atau sulit memahami pasangan. Anda
hanya perlu sabar menjalani dan mengulang tahap perkembangan dalam pernikahan
ini. Jadikanlah kelanggengan pernikahan Anda berdua sebagai suatu hadiah
berharga bagi diri sendiri, pasangan, dan juga anak.
Ketika
pasangan (suami/istri) kedapatan beberapa kali bersikap kurang baik, anggap lah
ini sebuah ladang amal sabar. Dan jangan sekali-kali berfikir bahwa hasil dari
istikharah ternyata gagal ketika suatu hari merasa sedikit kesal mendapati
kelakukan pasangan Anda sikapnya kurang baik, harusnya tetap lah berfikir bahwa
dia memang pilihan terbaik yang Alloh pilihkan.
Ketika
keadaannya seperti itu tadi, yang menjadi tantangan untuk Anda lakukan adalah
menunjukan sikap yang lebih baik dari dia, agar Anda menjadi contoh kebaikan
untuknya, karena tidak selesai hanya berharap saja dia harus lebih baik dari
Anda, tetapi kita harus melakukan sesuatu untuk menjadi jalan perubahan
untuknya. Karena bisa jadi begini, sekarang memang pasangan Anda belum baik,
tapi yakin lah bahwa suatu saat dia akan lebih baik dari Anda, kontribusi
motivasi dari Anda diperlukan juga untuknya.
Terjadinya
sebuah Ikatan tali pernikahan, tidak berarti semuanya menjadi serba cocok,
serba lancar dan jauh dari Masalah. Tidaklah begitu adanya, ada baiknya kita
perlu berfikir begini: "dia bukan aku dan aku bukan dia, aku
adalah aku begitu pun dia! tapi aku adalah bagian dari dia dan dia bagian dari
aku. Karena aku Mencintainya, jadi aku harus bisa memakluminya dan berusaha
untuk terus bersikap baik, lebih baik darinya hingga sikapku bisa menjadi
contoh kebaikan untuknya."
· Penyesuaian dan
Pertumbuhan dalam Perkawinan
Perkawinan
tidak berarti mengikat pasangan sepenuhnya. Dua individu ini harus dapat mengembangkan diri
untuk kemajuan bersama. Keberhasilan dalam perkawinan tidak diukur dari
ketergantungan pasangan. Perkawinan merupakan salah satu tahapan dalam
hidup yang pasti diwarnai oleh perubahan. Dan perubahan yang terjadi dalam
sebuah perkawinan, sering tak sederhana. Perubahan yang terjadi dalam
perkawinan banyak terkait dengan terbentuknya relasi baru sebagai satu kesatuan
serta terbentuknya hubungan antarkeluarga kedua pihak.
Relasi
yang diharapkan dalam sebuah perkawinan tentu saja relasi yang erat dan hangat.
Tapi karena adanya perbedaan kebiasaan atau persepsi antara suami-istri, selalu
ada hal-hal yang dapat menimbulkan konflik. Dalam kondisi perkawinan seperti
ini, tentu sulit mendapatkan sebuah keluarga yang harmonis.
Pada
dasarnya, diperlukan penyesuaian diri dalam sebuah perkawinan, yang mencakup
perubahan diri sendiri dan perubahan lingkungan. Bila hanya mengharap pihak
pasangan yang berubah, berarti kita belum melakukan penyesuaian.
Banyak
yang bilang pertengkaran adalah bumbu dalam sebuah hubungan. Bahkan bisa
menguatkan ikatan cinta. Hanya, tak semua pasangan mampu mengelola dengan baik
sehingga kemarahan akan terakumulasi dan berpotensi merusak hubungan.
· Perceraian dan Pernikahan
Kembali
Pernikahan
bukanlah akhir kisah indah bak dongeng cinderella, namun dalam perjalanannya,
pernikahan justru banyak menemui masalah. Menikah Kembali setelah perceraian
mungkin menjadi keputusan yang membingungkan untuk diambil. Karena orang akan
mencoba untuk menghindari semua kesalahan yang terjadi dalam perkawinan
sebelumnya dan mereka tidak yakin mereka bisa memperbaiki masalah yang dialami.
Mereka biasanya kurang percaya dalam diri mereka untuk memimpin pernikahan yang
berhasil karena kegagalan lama menghantui mereka dan membuat mereka ragu-ragu untuk
mengambil keputusan.
Apa
yang akan mempengaruhi peluang untuk menikah setelah bercerai? Ada banyak
faktor. Misalnya seorang wanita muda pun bisa memiliki kesempatan kurang dari
menikah lagi jika dia memiliki beberapa anak. Ada banyak faktor seperti faktor
pendidikan, pendapatan dan sosial.
Sebagai
manusia, kita memang mempunyai daya tarik atau daya ketertarikan yang tinggi
terhadap hal-hal yang baru. Jadi, semua hal yang telah kita miliki dan nikmati
untuk suatu periode tertentu akan kehilangan daya tariknya. Misalnya, Anda
mencintai pria yang sekarang menjadi pasangan karena kegantengan, kelembutan
dan tanggung jawabnya. Lama-kelamaan, semua itu berubah menjadi sesuatu yang
biasa. Itu adalah kodrat manusia. Sesuatu yang baru cenderung mempunyai daya tarik
yang lebih kuat dan kalau sudah terbiasa daya tarik itu akan mulai menghilang
pula. Ada kalanya, hal-hal yang sama, yang terus-menerus kita lakukan akan
membuat jenuh dalam pernikahan.
Esensi
dalam pernikahan adalah menyatukan dua manusia yang berbeda latar belakang.
Untuk itu kesamaan pandangan dalam kehidupan lebih penting untuk diusahakan
bersama.
Jika
ingin sukses dalam pernikahan baru, perlu menyadari tentang beberapa hal
tertentu, jangan biarkan kegagalan masa lalu mengecilkan hati. Menikah Kembali
setelah perceraian bisa menjadi pengalaman menarik. tinggalkan masa lalu dan
berharap untuk masa depan yang lebih baik.
· Alternatif
selain Pernikahan
Paradigma
terhadap lajang cenderung memojokkan. pertanyaannya kapan menikah??
Ganteng-ganteng kok ga menikah? Apakah Melajang Sebuah Pilihan??
Ada
banyak alasan untuk tetap melajang. Perkembangan jaman, perubahan gaya hidup,
kesibukan pekerjaan yang menyita waktu, belum bertemu dengan pujaan hati yang
cocok, biaya hidup yang tinggi, perceraian yang kian marak, dan berbagai alasan
lainnya membuat seorang memilih untuk tetap hidup melajang. Batasan usia
untuk menikah kini semakin bergeser, apalagi tingkat pendidikan dan kesibukan
meniti karir juga ikut berperan dalam memperpanjang batasan usia seorang untuk
menikah. Keputusan untuk melajang bukan lagi terpaksa, tetapi merupakan sebuah
pilihan. Itulah sebabnya, banyak pria dan perempuan yang memilih untuk tetap
hidup melajang.
Persepsi
masyarakat terhadap orang yang melajang, seiring dengan perkembangan jaman,
juga berubah. Seringkali kita melihat seorang yang masih hidup melajang,
mempunyai wajah dan penampilan di atas rata-rata dan supel. Baik pelajang pria
maupun wanita, mereka pun pandai bergaul, memiliki posisi pekerjaan yang cukup
menjanjikan, tingkat pendidikan yang baik.
Alasan
yang paling sering dikemukakan oleh seorang single adalah
tidak ingin kebebasannya dikekang. Apalagi jika mereka telah sekian lama
menikmati kebebasan bagaikan burung yang terbang bebas di angkasa. Jika hendak
pergi, tidak perlu meminta ijin dan menganggap pernikahan akan membelenggu
kebebasan. Belum lagi jika mendapatkan pasangan yang sangat posesif dan
cemburu.
Banyak
perusahaan lebih memilih karyawan yang masih berstatus lajang untuk mengisi
posisi tertentu. Pertimbangannya, para pelajang lebih dapat berkonsentrasi
terhadap pekerjaan. Hal ini juga menjadi alasan seorang tetap hidup melajang.
Banyak
pria menempatkan pernikahan pada prioritas kesekian, sedangkan karir lebih
mendapat prioritas utama. Dengan hidup melayang, mereka bisa lebih konsentrasi
dan fokus pada pekerjaan, sehingga promosi dan kenaikan jabatan lebih mudah
diperoleh. Biasanya, pelajang lebih bersedia untuk bekerja lembur dan tugas ke
luar kota dalam jangka waktu yang lama, dibandingkan karyawan yang telah
menikah.
Kemapanan
dan kondisi ekonomi pun menjadi alasan tetap melajang. Pria sering kali merasa
kurang percaya diri jika belum memiliki kendaraan atau rumah pribadi.
Sementara, perempuan lajang merasa senang jika sebelum menikah bisa hidup
mandiri dan memiliki karir bagus. Mereka bangga memiliki sesuatu yang
dihasilkan dari hasil keringat sendiri. Selain itu, ada kepuasaan tersendiri.
Banyak
yang mengatakan seorang masih melajang karena terlalu banyak memilih atau ingin
mendapat pasangan yang sempurna sehingga sulit mendapatkan jodoh. Pernikahan
adalah untuk seumur hidup. Rasanya tidak mungkin menghabiskan masa hidup kita
dengan seorang yang tidak kita cintai. Lebih baik terlambat menikah daripada
menikah akhirnya berakhir dengan perceraian.
Lajang
pun lebih mempunyai waktu untuk dirinya sendiri, berpenampilan lebih baik, dan
dapat melakukan kegiatan hobi tanpa ada keberatan dari pasangan. Mereka bebas
untuk melakukan acara berwisata ke tempat yang disukai dengan sesama pelajang.
Pelajang
biasanya terlihat lebih muda dari usia sebenarnya jika dibandingkan dengan
teman-teman yang berusia sama dengannya, tetapi telah menikah.
Ketika
diundang ke pernikahan kerabat, pelajang biasanya menghindarinya. Kalaupun
datang, mereka berusaha untuk berkumpul dengan para sepupu yang masih melajang
dan sesama pelajang. Hal ini untuk menghindari pertanyaan singkat dan sederhana
dari kerabat yang seusia dengan orangtua mereka. Kapan menikah? Kapan menyusul?
Sudah ada calon? Pertanyaan tersebut, sekalipun sederhana, tetapi sulit untuk
dijawab oleh pelajang.
Seringkali,
pelajang juga menjadi sasaran keluarga untuk dicarikan jodoh, terutama bila
saudara sepupu yang seumuran telah menikah atau adik sudah mempunyai pacar.
Sementara orangtua menginginkan agar adik tidak melangkahi kakak, agar kakak
tidak berat jodoh.
Tidak
dapat dipungkuri, sebenarnya lajang juga mempunyai keinginan untuk menikah,
memiliki pasangan untuk berbagi dalam suka dan duka. Apalagi melihat teman yang
seumuran yang telah memiliki sepasang anak yang lucu dan menggemaskan. Bisa
jadi, mereka belum menemukan pasangan atau jodoh yang cocok di hati. Itulah
alasan mereka untuk tetap menjalani hidup sebagai lajang.
Melajang
adalah sebuah sebuah pilihan dan bukan terpaksa, selama pelajang menikmati
hidupnya. Pelajang akan mengakhiri masa lajangnya dengan senang hati jika telah
menemukan seorang yang telah cocok di hati.
Kehidupan
melajang bukanlah sebuah hal yang perlu ditakuti. Bukan pula sebuah
pemberontakan terhadap sebuah ikatan pernikahan. Hanya, mereka belum ketemu
jodoh yang cocok untuk berbagi dalam suka dan duka serta menghabiskan waktu
bersama di hari tua.
Arus
modernisasi dan gender membuat para perempuan Indonesia dapat menempati posisi
yang setara bahkan melebihi pria. Bahkan sekarang banyak perempuan yang
mempunyai penghasilan lebih besar dari pria. Ditambah dengan konsep pilihan
melajang, terutama kota-kota besar, mendorong perempuan Indonesia untuk hidup
sendiri.